logo blog

Saudaraku, Lakukan 3 Hal Ini Sebelum dan Selama Anda Berkendara

Saudaraku, Lakukan 3 Hal Ini Sebelum dan Selama Anda Berkendara


Lakukan 3 Hal Sebelum dan Selama Berkendara

Perkara yang setiap manusia hampir pasti tidak mungkin menghindarinya dalam keseharian di antaranya adalah berkendara.

Karena begitu butuhnya manusia terhadap berkendara, pemerintah telah memberikan sedemikian rupa regulasi agar ketertiban dan keselamatan pengguna jalan benar-benar bisa diwujudkan.

Alhamdulillah, Islam sebagai jalan hidup (way of life) telah memberikan panduan bagaimana berkendara yang tidak sekedar baik, tertib, selamat, tetapi juga menjadi media mengingat Allah Ta’ala, sehingga tidak saja mendorong kaum Muslimin terdepan dalam berkendara yang baik, tetapi juga menunjukkan ketaatan pada regulasi pemerintah sekaligus implementasi dari komitmen diri hidup secara baik, benar dan menginspirasi.

Hal ini tidak lepas dari ajaran Islam dan keteladanan yang dicontohkan oleh Nabi, dimana umat Islam mesti memperhatikan masalah ini sebagai bagian dari komitmen diri mengejawantahkan nilai-nilai ajaran Islam.

Pertama, berdoa

(سُبْحَانَالَّذِيْسَخَّرَلَنَاهَذَاوَمَاكُنَّالَـهُمُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّاإِلَىرَبِّنَالَمُنْقَلِبُوْنَ) اَلْحَمْدُلِلََّهِاَلْحَمْدُلِلهاَلْحَمْدُلِلََّهِاَلْحَمْدُلِله،اَللهُأَكْبَرُاَللهُأَكْبَرُاَللهُأَكْبَرُ،سُبْحَانَكَإِنِّيْظَلَمْتُنَفْسِيْفَاغْفِرْلِيْفَإِنَّهُلاَيَغْفِرُالذُّنُوْبَإِلاَّأَنْتَ

Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (pada hari kiamat).

Segala puji bagi Allah (3x), Allah Maha Besar (3x), Maha Suci Engkau, ya Allah! Sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku.

Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Berdoa sebelum berkendara akan meminimalisir kelalaian diri dari mengingat Allah dan tentu saja mengundang ridha dan pertolongan-Nya, sehingga tentu saja, perasaan negatif dalam diri; sombong, tergesa-gesa; dan melanggar lalu-lintas, bisa dikendalikan.

Pendek kata, berdoa akan membuat kita ingat bahwa bukan hanya kita yang punya kepentingan di jalan, sehingga muncul semangat untuk saling menghargai dengan sesama pengendara lain.


http://1.bp.blogspot.com/-kLZXMgS6j58/VHvdOqeJXFI/AAAAAAAAAlQ/LfqeZdCEOaI/s1600/menjagasmartphone.jpg

Kedua, memudahkan sesama

Berkendara di Indonesia, terutama di kota besar seperti ibu kota Jakarta, tidak selayaknya mementingkan diri sendiri.

Kondisi jalan yang sangat padat secara alamiah menuntut sikap tenggang rasa (tepo seliro) terhadap sesama, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak perlu; saling balap, dulu-duluan yang berujung pada gesekan, pertengkaran dan seterusnya.

Tetapi mesti mendorong diri untuk tetap saling memudahkan harus menjadi prinsip diri dalam berkendara. Dan, ini juga bagian dari pada tanda sempurnanya keimanan di dalam hati.

عَنْأَبِيْحَمْزَةَأَنَسِبْنِمَالِكٍخَادِمِرَسُوْلاللهعَنْالنَّبِيقَالَ : لاَيُؤْمِنُأَحَدُكُمْحَتَّىيُحِبَّلأَخِيْهِمَايُحِبُّلِنَفْسِهِ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari).

Keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan termasuk hal yang sangat diinginkan oleh setiap insan. Oleh karena itu mendahulukan, memudahkan sesama dalam berkendara juga termasuk dari bukti kecintaan kita kepada saudara seiman. Dan, andai pun yang kita mudahkan adalah bukan saudara seiman, maka itu termasuk amal sholeh.

Jadi, jauhi sikap egois, merasa diri lebih utama dari orang lain, dan sama sekali tidak ada terbetik niat dalam hati untuk memberi kemudahan kepada sesama.

Ketiga, jauhi terburu-buru

Dalam Islam, terburu-terburu termasuk perbuatan tercela. Oleh karena itu, perhatian Islam terhadap pembagian waktu sedemikian ketat. Hal ini tentu saja agar umat Islam terampil mengalokasikan waktu, sehingga terhindar dari sikap terburu-buru.

Jika kita termasuk orang yang jarak dari rumah ke tempat kerja memakan waktu lebih dari satu jam di pagi hari, disiplin sholat Shubuh akan memudahkan kita terhindar dari terburu-buru. Tentu saja, konsekuensinya kita tidak termasuk orang yang baik jika tidur terlalu larut.

Dengan kata lain, larangan Islam terhadap sikap terburu-buru mendorong diri lebih disiplin dalam segala sisi, terutama waktu.

Oleh karena itu, Allah sangat mencintai siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang bisa menjauhkan diri dari sifat terburu-buru, termasuk dalam berkendara.

إنفيكلخصلتينيحبهماالله : الحلموالأناة

“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak terburu-buru.”(HR.  Bukhari).

Sebaliknya, karena Allah tidak menyukai sifat terburu-buru, maka sifat terburu-buru tentu bersumber dari selain Allah yang tentu akan mendatangkan banyak dampak buruk bagi kehidupan kita.

التَّأَنيِّمِنَاللهِوَالعُجْلَةُمِنَالشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (HR. Abu Ya’la).

Jadi, mari lakukan tiga hal utama ini sebelum dan ketika berkendara, insya Allah bukan saja diri kita yang selamat tetapi kita juga menyelamatkan orang lain dari bahaya karena cara kita berkendara. Dan, yang tidak kalah menarik adalah ada keridhoan Allah bagi kita yang dalam berkendara menjauhkan diri dari terburu-buru. Wallahu a’lam.*



Rep: Imam Nawawi

Editor: Cholis Akbar


**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Sahabat Muslim - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger